Minggu, 14 Februari 2016

UJIAN PAKET A, B, DAN C, BISAKAH DIATUR KEMBALI?

Lama tidak bisa menulis untuk sidang pembaca semua. Kali ini saya akan menulis keprihatinan saya akan salah satu sudut dari system pendidikan di negara tercinta ini, semoga ada yang berwenang merubah kebijakan bisa ikut membaca keprihatinan saya ini, atau ada orang yang dengan sengaja menyampaikan keprihatinan ini pada pejabat pejabat yang berkepentingan.
Seperti apa yang saya tulis dalam judul tulisan ini saya sedikit ingin menyoroti segi kurang bagusnya ujian paket a, b, dan c yang sudah bertahun tahun dilakukan di negri ini. Saya sama sekali tidak ingin menyangkal arti strategis adanya ujian ujian paket ini untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Yah ujian paket itu bagaikan sumber air jernih ditengah gurun yang gersang bagi orang orang yang bernasib kurang bagus sehingga tidak bisa mengakes pendidikan formal seperti anggota warga Negara yang lain yang bernasib baik. Adanya ujian paket ini, mereka seperti mendapatkan udara segar setelah kepenatan dan kepengapan hidup yang ereka alami, dan ujian paket adalah secercah aharapan bagi mereka untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik bagi masa depan mereka.
Namun, ternyata ujian paket ini, di sisi lain, bisa juga menghancurkan system pendidikan makronya, atau system pendidikan utamanya yang lebih besar. Oleh karena itu pengambil keputusan di level kementrian hendaknya segera menyadarinya.  Tentu saja tulisan saya ini masih membingungkan pembaca sekalian. Namun yah memang itu saya sengaja hahahaha… Ok lah untuk memperjelas letak permasalahan saya akan bercerita saja dan tidak akan melibatkan opini sama sekali… biar siding pembaca menilai sendiri dalam masalah ini.
Ada beberapa penggiat pendidikan yang bercerita pada penulis tentang murid muridnya.  Ada seorang guru yang cerita betapa sulitnya mengatur siswanya yang sangat malas belajar dan selalu bikin permasalahan di sekolah; dan ketika siswa itu dinasihati bahwa dengan sikap yang begitu tentu sulit baginya untuk sukses dalam sekolahnya dan malah mungkin tidak naik kelas dan juga tidak lulus. Jawaban sang siswa sungguh membuat terperanjat gurunya, “ saya tidak butuh naik kelas maupun lulus dari sekolah ini pak, karena saya akan ikut ujian paket C saja”, begitu kurang lebih jawaban siswa ini. Menurut pengamatan guru ini, siswa yang punya pikiran seperti ini ternyata banyak. Bagaiamana bisa sekolah sekolah mengajarkan ilmu pengetahuan untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia  pada siswanya yang berfikir cari mudah yang ternyata difasilitasi Negara seperti ini? Belum lagi kalau kita bicara pengembangan karakter. Karakter macam apa yang bisa ditanam pada siswa yang sudah melihat jalan keluar mudah dari segala persoalan pendidikannya lewat ujian paket seperti ini?

Apakah Cuma seperti ini permasalahannya?     Tidak!!!, ada yang lebih mengerikan dari itu. Pada suatu hari di awal semester pertama dari tahun ajaran sekolah, seorang kepala sekolah didatangi anak kelas 10 yang baru belajar di SMA 2 bulan. Sang siswa minta ijin kepala sekolah untuk meninggalkan sekolah dengan alasan untuk mendaftar diperguruan tinggi. Wowww kepala sekolahnya melotot besar…bagaimana bisa anak yang baru lulus SMP yang ijasahnya saja belum jadi mau masuk perguruan tinggi? Ahhhh sekali lagi kita boleh terperangah, ternyata itu terjadi Karen efek adanya ujian paket C. Ternyata ada banyak perguruan tinggi swasta yang berbayar mahal sanggup menerima siapa saja yang ingin sekolah tanpa melihat umur calon mahasiswanya yang penting si calon siswa mau ikut ujian paket C nantinya. Untuk kasus anak yang baru lulus SMP, boleh iku kuliah asal berjanji nanti mereka akan mengurus ujian paket Cnya. Jadi anak anak ini boleh kulaih dulu terus nanti pas ada kesempatan ujian paket C mereka harus ikut. Saya tidak perlu menyampaikan banyak opini tentunya siding pembaca bisa memikirkan kira kira apa akibatnya kalau anak lulusan SMP, sekolah di SMA 2 bulan terus kuliah jadi mahasiswa? Mampukah mereka secara mental spiritual berada di lingkungan yang seharusnya mereka belum berada disana? Bagaimana dengan kemampuan kognitifnya? Siapkah mereka disana? Sebagai catatan siswa yang ambil jalan pintas seperti ini kebanyakan malah siswa yang tidak pintar secara akademik disekolah, tapi malah mereka merusaha memangkas satu jenjang pendidikan (SMA) dan langsung naik di jenjang selanjutnya. Dan kasus seperti ini sudah buuuuuuanyak terjadi. Akankah pemerintah diam saja? Atau benarkah hal seperti ini biasa saja? …

Minggu, 16 November 2014

PROGRAM DETENSI ##### ########

Program detensi ini saya tulis untuk keperluan sekolah dimana saya bekerja, namun siapa tahu anda anda semua perlu program yang sama seperti ini. dari pada sampeyan mikir lagi ini saya bagi sampeyan bisa pakai langsung , namun kalau malu untuk ngontek habis program ini, ya bolehlah dijadikan acuan saja atau dirubah dikit dikit sana sini :D


1.       LATAR BELAKANG

Dalam mengupayakan pendidikan yang terbaik bagi putra putrinya, semua orangtua siswa pasti  mengharapkan sebuah sekolah yang aman dan nyaman bagi putra putrinya untuk belajar dan menuntut ilmu. Hal ini bisa dimengerti karena rasa aman yang terbebas dari tekanan dan kekawatiran akan bahaya yang mengancam, serta rasa tenang,  senang  dan nyaman dalam hati adalah dua prasyarat belajar yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan itu  bagi siswa siswi , putra putri mereka.  ##### ######### sebagai sebuah lembaga pendidikan tentu saja juga akan berusaha mempersiapkan suasana yang ideal dan kondosif tersebut bagi siswa siswinya. Program detensi ini adalah salah satu manifestasi dari keinginan kami di ###### ####### untuk menciptakan sebuah sekolah dengan kondisi impian itu.
Program detensi ini dibuat untuk menjamin semua siswa mendapakan pengalaman belajar yang posistif dan konstruktif yang mampu menjaga standard mutu akademis dan tingkah laku , etika, dan moralitas yang tinggi. Siswa perlu memiliki pemahaman yang tinggi akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan di dalam lingkungan sekolah bukan saja untuk kepentngan mereka sendiri namun juga untuk kepentingan orang lain. Siswa harus mengerti tenggang rasa dan mengerti perasaan orang lain yang diperlakukan kurang hormat dan dilecehkan.
Dengan penekanan pada pentingnya pemahaman akan perasaan dan penghormatan hak orang lain, program detensi ini akan kami arahkan untuk membuat siswa menyadari benar apa dampak yang ditimbulkan dari perbuatan perbutannya terhadap orang lain dan  akibatnya terhadap susasa belajar dilingkungan sekolah, serta siapa yang dirugikan pada situasi tersebut.

2.       APA ITU PROGRAM DETENSI?

Pemberian perpanjangan waktu pada siswa untuk berada di sekolah melebihi waktu yang sudah dijadwalkan untuk mendapatkan tambahan pemahaman tentang pentingnya menghargai orang lain, menghormati hak orang lain, tingkah laku yang baik, moralitas, sopan santun, etika , dan perlunya mengikuti dan menghormati aturan dan norma norma yang berlaku serta konsekwensinya, atau pemberian tambahan waktu disekolah bagi siswa untuk mengegrjakan tugas tugas sekolah dalam pengawasan dan penjagaan guru detensi. Detensi ini normalnya kita lakukan selama 45 menit, dari jam 14:00 – 14:45 pada hari selasa dan kamis.

3.       TUJUAN PROGRAM DETENSI

Program detensi didisain dengan tujuan:
a.       Untuk memberikan konsekwensi terhadap sikapa sikap dan tindakan yang tidak terpuji yang terjadi dilingkungan sekolah.
b.      Menyediakan solusi untuk penanganan siswa siswa yang berperilaku menyimpang dari aturan dan norma sekolah serta berbahaya.
c.       Memberi pemahaman tentang perasaan orang lain yang diperlakukan dengan tidak hormat dan di lecehkan.
d.      Member gambaran dan pemahaman pada siswa apa akibat dari semua tindak tanduk, taingkah laku dan perbuatan mereka.
e.      Melatih siswa untuk merefleksi diri agar mampu membedakan baik buruk, benar dan salah serta memiliki emphati pada sesama.
f.        Mengajarkan rasa dan sikap saling menghormati dengan sesama siswa, kepada guru, staff dan pada orang lain.
g.       Memberi pengarahan pada siswa untuk mengerti pentingnya menghormati tata tertib dan aturan , serta norma yang berlaku.
h.      Membuat siswa mengerti akan sikap, perbuatan dan perkataan yang pantas atau yang tidak pantas untuk dilakukan.
i.         Menjaga dan menghormati hak ahak asasi orang lain
j.        Mendorong terciptanya standarad sikap dan tingkah laku yang lebih baik dilingkungan Saint Nicholas.
k.       Memberi pemahaman pentinya berpakaian rapid dan sesuai aturan yang berlaku disekolah.
l.         Memberi pemahaman siswa tentang pentingya menjaga property sekolah
m.    Menjaga keselamatan semua orang disekitar sekolah.


4.       PENERAPAN DETENSI

Detensi berlaku pada :

a.       Siswa yang terlambat masuk kelas sebanyak tiga kali akan mendapatkan satu detensi pada keterlambatan ke empat.
b.      Siswa yang menggunakan bahasa atau kial tubuh yang kurang pantas pada teman, staff, guru dan staff akademika lainnya akan mendapatkan satu detensi.
c.       Siswa yang membuang sampah sembarangan, melempar sesuatau dari lantai atas ke pelataran bawah akan mendapatkan satu dtensi.
d.      Siswa yang makan atau menunjukkan makanan di dalam ruang kelas akan mendaptkan satu detensi.
e.      Siswa yang membolos tidak ikut pelajaran dengan pergi meninggalkan sekolah akan mendapatkan dua detensi
f.        Siswa yang tidak iku pelajaran dengn sembunyi di tempat tempat tersembunyi , seperti WC, Kantin atau tempat lain di lingkungan sekolah akan mendpatkan satu detensi.
g.       Siswa yang menggunakan kata kata dan kial tubuh yang tidak pantas pada teman, guru, staff sekolah dan orang lain dilingkungan sekolah akan mendapatkan satu detensi.
h.      Buang sampah sembarangan, siswa akan mendaptkan satu detensi.
i.         Bermain bola dengan bola sungguhan ataupun diganti dengan botol dan gulungan sampah lain di ruang kelas atau di hall sekolah akan mendaptkan satu detensi.
j.        Tidak membersihkan sisa kotoran di toilet akan mendaptkan satu detensi.
k.       Berlarian di hall sekolah akan mendaptkan satu detensi.
l.         Berteriak teriak baik di kelas maupun di hall sekolah yang mengganggu siswa/ orang lain lain akan mendapatkan satu detensi.
m.    Melakukan tindakan yang mengganggu jalannya pelajaran di kelas akan mendapatkan satu detensi.
n.      Tidak mengerjakan tugas sekolah sampai dengan waktu yang ditentukan akan mendaptkan satu detensi.
o.      Menghina , memperolok, mempermalukan orang lain didepan umum akan mendaptkan dua  detensi.
p.      Terlambat masuk sekolah siswa wajib ikut satu program detensi.
q.      Terlambat masuk kelas siswa wajib ikut satu program detensi.
r.        Mengabaikan anjuran atau larangan guru, dengan meninggalkan begitu saja guru yang sedang berbicara padanya, siswa akan mendaptkan satu detensi.
s.       Kontak mesra dengan siswa lain, seperti berpelukan, bercumbu ataupun berciuman akan mengakibatkan siswa mendapat 3 detensi.
t.        Menggangu siswa lain , siswa akan mendapat satu detensi.
u.      Mengancam siswa lain, staff, guru, kepala sekolah, ataupun pihak pihak lain dilingkungan sekolah, siswa akan mendapatkan tiga detension.
v.       Salah seragam, seragam tidak lengkaptidak sesuai aturan yang ditetapkan sekolah,  siswa akan dapat satu detensi.
w.     Penggunaan seragam yang tidak rapi selama di dalam lingkungan sekolah akan berakibat siwa mendapt satu detensi
x.       Membawa Hp, alat elektronik lain, dan hal hal yang tak terkait dengan kegiatan belajar mengajar , siswa akan mendpatkan satu detensi.
y.       Siswa yang berkelahi, menyakiti atau memukul orang lain akan mendapatkan 3 detensi.
z.       Siswa yang mencorat coret di property milik sekolah yang perbaikannya tidak memebutuhkan biaya akan mendapatkan mendpatkan satu detensi.
aa.   Siswa yang mencorat coret tembok, dan property sekolah atau merusak property sekolah yang perbaikannya perlu biaya selain akan mendaptkan satu detensi, siswa juga akan diminta untuk memeprbaiki atau mengganti property yng dirusak.
bb.  Meninggalkan kelas tanpa ijin, siswa akan menghadapi satu program detensi.
cc.    Membawa HP dan peralatan elektronik lain saat upacara bendera, kegiatan pramuka,pelajarn olah raga, siswa akan dihadiahi satu detensi.
dd.  Membawa benda benda tajam dan berbahaya seperti cutter, gunting, pisau, air keras dan sebagainya ke dalam kelas tanpa perintah atau ijin guru, siswa akan menghadapi satu detensi.
ee.  Membawa rokok, rokok elektrik ke sekolah, siswa akan mendatkan 3 detensi.
ff.     Membuat kepanikan, ataupun kegaduhan di sekolah, siswa akan mendaptkan satu detensi.
gg.   Salah seragam, seragam tidak sesuai dengan aturan sekolah akan dikenai satu detensi.
hh.  Sekolah pakai sandal akan mendaptkan satu detensi.
ii.       Potongan rambut, warna rambut tidak sesuai kebijakan sekolah. setelah diberi peringatan tidak juga mengindahkan, siswa akan menjalani satu program detensi.
jj.      Menimbulkan kepanikan di sekolah dengan cara apapun yang masih dalm tarap tidak berbahaya, siswa akan mndapatkan satu detensi.
kk.   Membuat kepanikan dengan tindakan berbahaya, pencurian, penipuan, membawa barang barang terlarang, membawa senjata tajam, senjata api akan menghadapi aturan dan hokum Negara.

5.       PANDUAN PEMBERIAN DETENSI PADA SISWA

a.       Detensi dilakukan selama 45 menit untuk satu masa detensi.
b.      Detensi akan dilakukan mulai jam 14;00 sampai dengan jam 14:45
c.       Detensi hanya akan dilakukan pada hari SELASA dan JUM’AT
d.      Siswa yang wajib detensi akan penerima surat pemberitahuan dari Konselor atau disiplinarian selaku guru detensi.
e.      Guru detensi bisa saja diambilkan dari guru lain selain konselor dan disiplinarian namun surat detensi harus berasal dari konselor atau disiplanarian.
f.        Surat detensi dari konselor atau disciplinarian harus ditunjukkan kepada orangtua siswa dan ditandatangani oleh orangtua siswa.
g.       Surat yang sudah ditandaangani harus ditunjukan pada guru detensi waktu mau ikut program detensi.
h.      Siswa yang belum bisa menunjukkan tandatangan orangtua pada surat detensi, tidak berhak ikut program detensi dan harus dijadwal ulangkan pada program detensi berikut dengan tambahan watu detensi 15 menit.
i.         Siwa yang mengikuti program detensi, selambat lambatya harus datang melapor ke guru detensi yang bertugas selambat lambatnya jam 14:10, keterlambatan melapor menjadikan siswa tertolak ikut program detensi dan harus dijadwal ulang dengan penmabahan waktu detensi 15 menit.
j.        Melarikan diri dari program detensi atau gagal mengikut program detensi karena suatu hal, siswa ajib menjalani detensi dilain waktu dengan tambahan waktu 15 menit.
k.       Bagi siswa yang karena suatu hal jumlah detensinya sudah mencapai 75 menit, maka pelaksanaannya akan dilakukan dalam dua detensi.
l.         Siswa yang membuat gaduh, keributan atau masalah dalam ruang detensi akan dikeluarkan dari program detensi dan harus menjalan program detensi ulang dengan penambhan waktu 15 menit.
m.    Aturan sekolah masih berlaku di ruang detensi, pelanggaran aturan sekolah dalam ruang detensi akan menimbulkan program detnsi baru.
n.      Makan, minum, tidur, main Hp dan barang elektronik lain serta permaianan jenis lain dilarang dilakukan di ruang detensi.
o.      Tidak ada batasan jumlah detensi yang bisa diterima siswa dalam sehari.
p.      Siswa yang gagal masuk program detensi sampai tiga kali, maka wajib datang bertemu dengan konselor bersama orangtuanya.


6.       CONTOH SURAT DETENSI

Kepada :

Dengan hormat.
Dengan surat ini, kami beritahukan kepada orang tua ……………………………. ,kelas……………. SMP/SMA ###### ######, bahwa anak bapak/ibu besuk pada hari…………….. tanggal……………….. akan tinggal lebih lama di sekolah dan pulang pada jam…..……….. karena harus mengikuti program detensi.  Program detensi ini dikenakan kepada anak bapak/ ibu dikarenakan ………………………………….. ………………………………………………………………………       ……………………………………………………………………………… Program ini akan kami ulang lagi pada hari………………tanggal…………………….. pada jam yang sama.   Demikian surat ini kami buat dan sampaikan untuk bisa dimengerti.
Hormat kami



Konselor/disciplinarian
SMP/SMA ###### ########

Kami mengerti sepenuhnya program sekolah ini untuk membentuk kepribadian dan karakter siswa. Dan kami menyetujui anak kami untuk pulang sedikit terlambat.
Orang tua Siswa



(…………………………………)

Jumat, 14 Maret 2014

HAL HAL YANG HARUS DILAKUKAN GURU UNTUK MENJAMIN KEBERHASILAN PENDIDIKAN SISWA SISWINYA.



Sebelumnya, kita telah membicarakan apa yang sejarusnya jadi tugas tanggungjawab dan  apa yang harus dikerjakan orangtua dalam keterlibatannya dalam proses pendidikan anak anak mereka. Maka sekarang marilah kita bicarakan apa yang harus dilakukan oleh guru selaku pendidik siswa siswinya agar pendidikan yang dijalankan bisa mencapai tujuannnya, yaitu membuat anak didik berkembang dan bertumbuh kemampuan  dan ketrampilan hidupnya baik secara intelektuil, psikologis, mental spiritualnya, dan juga berkembang  kedewasaan karakternya.
Selain mengajar dan mendidik disekolah, guru diharapkan bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa, sehingga perkembangan siswa dan hasil dari pendidikan bisa dipantau dalam tiap tahapannya. Kondisi ini sangat penting untuk dicermati karena tahap tahap perkembangan siswa ini perlu disadari baik oleh guru dan orangtua, agar bila terjadi perkembangan yang baik bisa didorong agar perkembanganya lebih cepat, dan bila sebaliknya ada perkembangan yang tidak diinginkan bisa segera dihentikan dan dicegah agar tidak berkembangn menjadi semakin komplek dan parah.
Kebrethasilan pengembangan dan pendidikan serta pengajaran peserta didik ini sangat penting bagi siswa itu sendiri demi masa depannya dan sangat penting bagi nama baik sekola di masa depan. Oleh karena itu kerja sama antara orangtua sebagai bagian dr masadepan siswa dan guru sebagai bagian dari masadepan sekolah tidak boleh dipandang ringan dan oleh karena itu guru bisa bersikap cuek. Kolaborasi orangtua guru dalam pendidikan haruslah dibangun dan dijaga dengan baik. Agar kolaborasi pendidikan dari kedua belah pihak ini bisa terwujud dengan baik hala hal seperti berikut haruslah jadi perhatian dan dilaksanakan oleh guru:
1.     Hormati dan sayangi siswa siswi anda dengan memeperlakukan mereka secara pribadi sebagai layaknya pribadi yang perlu dihargai. Penghormatan dan penghargaan guru terhadap setiap siswanya tidak akan memerosotkan harga diri guru, tapi sebaliknya akan menjadikan anda sebagi guru yang terhormat pula. Yakinlah penghormatan anda pada orang lain akan berbuah penghormatan yang sepadan juga. Pohon jeruk masih akan tetap berbuah jeruk kok bu/pak, jangan kawatir. Selain itu penghormatan dan penghargaan guru terhadap siswa siswinya juga akan berdampak pada perasaan siswa yang merasa diperhatikan dan dimanusiakan. Perasan ini akan berbuah pada kepercayaan diri siswa yang akan bertumbuh dengan baik, serta akan menambah kedekatan siswa dengan guru dengan kedekatan yang penuh hormat bukan kedekatan yang kurang ajar. Tentu saja selain itu semua siswa juga akan belajar dan menyerap nilai nilai penghormatan, penghargaan, serta kasih sayang yang nanti pada akhirnya akan mereka terapakan dalam kehidupan sehari hari mereka. Bukankah begitu tujuan pendidikan?
2.     Hormati juga orangtua siswa, dengan cara mendengarkan keluh kesah mereka, menjawab pertanyaan mereka, mencoba member solusi permaslahan yang merka hadapi terkait dengan pendidikan anaknya 9jangan mau diajak bicara masalah yng selain itu). Kemampuan bapak dan ibu guru menghormati dan menndengarkan orangtua siswa akan menjadi nilai plus bapak dan ibu guru sendiri di depan orangtua, sehingga bila bapak dan ibu guru berbicara dengan mereka tentang permasalahan siswa siswi bapak dan ibu, mereka juga akan mendengarkan dan menghormati bapak dan ibu. Kalau ini bisa terjadi tidak aka nada lagi kesalahpahaman antar orangtua dan guru yang berujung pada pelaporan guru ke kepala sekolah atau bahkan ke kepolisian. Selain itu kemampun guru menghoramati orangtua siswa juga akan jadi promosi yang baik bagi kebaikan sekolah di masa depan.
3.     Gunakan waktu belajar secar efektif dan efisien. Tugas guru adalah mendidik dan seklaigus mengajar, oleh karena itu gunakan sepenuhnya waktu yang dialkoksikan untuk itu, jangan kebanyak bolos, atau datang terlabat ke kelas. Ddisinyalir banyak guru yang tak pernah datang terlambat ke sekolah tapi selalu datng terlambat ke kelas dan akan lebih parah lagi kalau guru sering meninggalkan kelasnya. Saya sangt yakin ada jutaan laporan yang mengatakan si guru A ngajar datang terlambat bahkan jarang masuk, tau tahu kasih ulangan ke siswanya. Nah laporan laporan macam ini menunjukkan betapa guru masih belum menjalankan tugasnya menggunakan waktu belajar mengajar dengan efektif efisien. Kemalasan guru macam ini bisa samapai ke telinga orangtua dan  klau terjadi efeknya akan sanagt buruk bagi sekolah, karena bisa mengurangi tingkat kepercayaan public terhadap sekolah, dan terlebi padaa guru yang bersangkutan. Hal itu akan meicu tidak harmonisnya hubungan guru dengan orangtua siswa, dan mengganggu proses pendidikan itu sendiri.
4.     Syarat enaknya belajar bagi siswa itu ada dua. Siswa akan bejar dengan baik bila mereka merasakan aman dan nyaman. Aman sudah mengindikasikan tidak ada gangguan dan ancaman secar fisik dan nyaman sudah jelas menggambarkan bawa siswa tidak merasakan adanya gangguan dan ancaman secara psikis. Gruru yang baik harus bisa menciptakan kedua hal itu di dalam kelasnya dan diluar kelasnya sekaligus. Kalau dua syarat itu tidak ketemu, maka dijamin proses pendidikan akan sangat terganggu, dan jangan harap siswa siwi anda bisa benar benar belajar dan terdidik dengan baik.
5.     Setiap anak memiliki latar belakang, kebiasaan, sifat watak , kelakuan dan ketertarikan sendiri sendiri. Dengan begitu mereka tidak bisa diajar dan dididik dengan satu pendekatan dan satu metode yang sama untuk semua anak. Sebagi seorang guru anda dituntut untuk mampu memberi pendekatan yang sesuia untuk tiap tiap anak. Kalau anda bisa melakukan itu berarti anda sudah mebantu semua anak didik anda berkembang dan terdidik secar penuh sehingga mereka benar benar bisa mencapai puncak kemampuan mereka.
6.     Sebagai guru anda harus berpegang pada satu kata ajaib milik guru “bermakna”. Yah kata ajaib ini harus menjadi jimat semua guru. Guru harus melakukan segala sesuatu itu yang bermakna bagi siswa siswinya, yang kita didikan yang kita ajarkan harus bermakna dan penting bagi siswa. Begitu juga sat kita harus member konsekwensi atau hukuman, kita harus memeilih konsekwensi yang bermakna bagi siswa. Hindari hukuman yang memupuk rasa sakit hati, dendam dan mempermalukan siswa. Bahkan PR yang bapak ibu berikanpun harus mempeunyai makna, angan asla asalan kasih PR.
7.     Jalian hubungan yang baik dengan orangtua siswa. Intensifkan hubungan dengan mereka ( hal ini bisa dilakukan oleh wali kelas, ga perlu semua guru; guru yang lain cukuplah kasih masukan) untuk mempermudah pemantauan perkembangan belajar siswa.
8.     Libatkan orangtua siswa untuk memantau proses belajar siswa dirumah terutama pengerjaan tugas tugas sekolah. Peibatan orangtua dalam hal ini sangat penting karena dengan melibatkan orangtua, guru bisa memastikan siswanya mengerjakan tugas yang diberikan. Pun orangtua bisa berperan sebagi penyedia informasi bagi tugas siswa ataupun pendukung pengerjaan tugas tersebut secra financial apabila diperlukan.
9.     Tegakkan aturan sekolh dan aturan kelas dengan baik, konsisten dan adil untuk memastikan tegaknya disiplin dan semua orang senang.
10.   Berilah laporan hasil evaluasi secara jelas kepada siswa dan orangtuanya agar mereka memahami dan tahu sampai dimana perkembangan diri dan anak anak mereka agar bisa jadi bahan perenungan dan refleksi diri untuk perbaikan atau peningkatan di masa depannya.
11.   Berikan masukan masukan yang diperlukan oleh siswa dan orangtuanya secara bijak agar tidak menyinggung perasaan mereka dan tidak membeongkar aib sekolah secara tidak sengaja.

Kamis, 13 Maret 2014

TUGAS DAN PERAN ORANGTUA DALAM MENDUKUNG PENDIDIKAN PUTRA PUTRINYA DISEKOLAH.


Seperti yang pernah saya bicarakan sebelumnya bahwa peran orangtua sangatlah penting dalam keberhasilan pendidikan anak anaknya. Pendidikan bukan saja membuat peserta didik bertambah ilmu pengetahuan yang dikuasainya, akan tetapi juga pendidikan berarti pengembangan diri bagi peserta didik. Keberhasilan pendidikan selain diukur dr tambahnya kemampuan koqnitif siswa juga dilihat sampai seberapa besar adanya perubahan sifat dan tingkah lakunya. Untuk pengembangan sifat dan tingkahlaku inilah peran orangtua diperlukan dalam mendidik anak anaknya. Hal ini buakn berarti sekolah berlepas tangan, namun pendidikan karakter itu berlangsung dalam 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 12 buln setahunnya. Sementara anak anak ada disekolah paling banyak 8 jam sehari, sisa yang 16 jam praktis anak tidak dalam pantauan sekolah, disitulah peran orangtua diperlukan dalam pengembangan sifat dan tingkah laku siswa. Oleh karena itu kesadaran orangtua akan perannya ini sangat diperlukan, sampai sampai saya pernah menulis tentang PERLUNYA MENDIDIK ORANGTUA SISWA. Agar orangtua punya kesadaran dan kemaun untuk ikut berperan dalam pendidikan putra putrinya.
 Kerja sama orangtua dan sekolah, diperlukan dalam pendidikan, oleh karena itu komunkasi anatar orangtua dan sekolah haruslah intensif, karena keduabelah pihak harus memiliki pandangan yang sama akan pendidikan dan punya kesamaan sikap dalam setiap hal, agar siswa tidak bingung dalam meyerap nilai nilai. Jangan samapi sesuatu yang dilarang disekolah malah dianjurkan di rumah. Kalau ini terjadi, murid bukannya belajar dan berkembang karakternya tapi malah mengalami disorientasi terhadap nilai nilai karena sikap yang tidak sama antar sekolah dan orangtua. Pemenuhan peran orangtua ini adalah suatu keharusan dijaman sekarang ini, orangtua tidak boleh mengelak dari tugas pokonya dalam pendidikan ini kalau ingin anak anak mereka berhasil dalam sekolah dan hidupnya kelak. Untuk memeperjelas betapa pentingnya peran orangtua dalam dunia pendidikan dewasa ini, ada baiknya juga sekolah menunjukkan bahwa peran peran stake holder pendidikan memang sudah berubah seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di  “pergeseran Peran dalam dunia pendidikan di masa depan menurut Eric Jordan”.
Bagai orangtua yang sudah menyadari perannya dalam pendidikan, dalam artikel ini, penulis ingin menunjukkan beberapa hal yang penting untuk dilakukan oleh orangtua untuk mendukung sekolah menggembeleng dan mengembangkan putra putrinya, dengan harapa putra putrinya bisa berkembang dan bertumbuh sesuai dengan jaman dimana mereka akan hidup dan menghidupi diri sendiri. Hala hal berikut perlu didsarai perlunya dan dilakukan oleh orangtua:
1.     Menghormati visi misi dan kebijakan  sekolah, karena visi misi dan kebijakan sekolah adalah sumber filosofi serta arah pendidikan yang dilaksanakan sekolah . menghormati hal ini sama artinya menjaga ruh sekolah tersebut. Menghancurkan vii misis dan kebijakan sekolah adalah menjabut ruh sekolah atau mengharapkan mati sekolah tersebut.
2.     Menghormati dan mendukung  peraturan sekolah. Peraturan sekolah diciptakan untuk membentuk kedisiplinan dan  sebagai acuan dalam pembentukan karakter siswa. Dalam hal aturan dan kedisiplinan ini orangtua sanagt tidak dianjurakn punya pandangan yang berbeda dari sekolah, agar siswa tahu benar aturan, nilai dan etika yang benar, dan tidak gamamang dalam menyerap niali nialai dikarenakan perbedaan pandangan anatar sekolah dan orangtua.
3.     Mendukung siswa untuk tetap belajar di rumah dengan menyedikan waktu dan tempat untuk belajar dengan orangtua sebagi supervisornya. Artinya orangtua harus memastikan anak anaknya memiliki alokasi waktu untuk belajar di rumah, dan punya etos belajar yang baik, oleh karena itu orangtua wajib meluangkan waktu untuk mensupervisi kegiatan belajar anak anaknya.
4.     Mendukung sekolah dalam pemberian tugas tugas rumah ataupun pekerjaan rumah, baik yang berupa tugas tugas pengembanagn koqnitif sisw maupun tugas tugas, psikomptorik dan ketrampilan hidup lainnya. Orangtua wajib mendorong anak anaknya untuk mengerjakan semua tugas tugas rumahnya dengan sempurna. Orangtua bukan saja mensuperfisi tugas anak anaknya tapi juga harus member dukungan, bantuan dan bahkan menyediakn bahan serta danan bila diperlukan untuk mengerjakan tugas tugas sekolah anaknya.
5.     Orangtua wajib mendatangi rapat disekolah bila sekolah mengundang orangtua untuk rapat. Kebiasan orantua siswa kalau diundang tidak pernah datang atau malah mewakilkan pembantu untuk datang, harus segera diakhiri. Rapat orangtua itu penting karena akan membeicarakan nasib dan masadepan putra putrinya, maka sudah seharusny di datangi. Karena kaau sekolah punya program bagus orangtua harus tahu dan mendukung tapi kalau sekolah punya program yang tidak baik oarngtua bisa menghentaikan program itu dalam rapat.
6.     Orangtua harus meluangkan waktu untuk membicarakan apa yang dialami apa yang dipelajari anaknya setiap hari. Pertanyaan dan kepedulian orangtua atas apa yang dipelajari dan yang dialami anak anaknya sangat memebantu keyakinan siswa siswa itu dalam melanjutkan proses belajar karena mereka merasa bahwa mereka dapat perhatian yang cukup baik dari orangtua maupun dari guru gurunya disekolah. Tentu kita maklum betapa senangnya kalau kita selalu diperhatikan.
7.     Sebagai orangtua janganlah pelit member komentar yang membanggakan dan memuji kalau anaknya membuat sebuah prestasi atau berbuat yang baik, serta member dorongan dan semangat saat anaknya merasa terpuruk. Pujian sangat berarti bagi jiawa jiwa muda itu dan dorongan adalah obat yang sangat mujarab bagi rasa sakit karena kegagalan dan keputusasaan. Keduanya memebuat anak bahagia. Kenapa harus tidak dilakukan oleh oreangtua demi kebahagian dan semangat belajar anak?
8.     Awasi kegiatan anak yang lain seperti acara TV apa yang dilihat, games apa yang dimainkan dan apa yang mereka lihat di internet. Orangtua harus memeperhatikan dengan sangat hal hal tersebut agar mampu mengatur intensitas, lamanya dan isis dari apa yang mereka lihat dan apa yang mereka mainkan. Tujuannya agar  anak tidak menyimpang dari dunia belajarnya dan terhindar dari pengaruh negative tontonananya.
9.     Seringlah menghubungi sekolah, wali kelas anak anaknya untuk mengetahu perkembangan anaka anaknya. Agar  kalau terjadi penyimpangan bisa terdeteksi secar dini. Kalau ada kemajuan dari anak anaknya bisa didorong agar lebih baik lagi.
10.   Bacalah buku harian/jurnal/ surat dari guru. Guru menulis sesuatu pastilah itu penting bagi putra putrid bapak dan ibu. Kalau ga penting ngapain guru repot repot tulis sesuatu untuk orangtua. Oleh karena itu hormatilah apa yang mau disampaikan guru/sekolah pada anda sebagi orangtua.
11.   Berpakain yang sopan kalau ke sekolah, juga penting untuk memebri contoh pada anak anaknya untuk mampu menghormati sebuah institusi.
12.   Bayarlah SPP pada waktunya biar ga bikin pusing kepala sekolah LOL…

Selasa, 11 Maret 2014

APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN SUASANA KELAS IDEAL YANG SELARAS DENGAN PROGRAM LEADERPRENEURSHIP DI SEKOLAH.


Sudah tiga tahun ini, penulis bicara tentang program leaderpreneurship di blog ini. Tentu program ini tidak terlalu jelas untuk sebagian besar pembaca, namun itu tidak jadi mengapa bagi penulis toh tujuan penulis memang bukan untuk menjelaskan program ini sejelas jelasnya di blog ini. Tujuan utama dari blog ini adalah mengajak sidang pembaca untuk mulai belajar mengerti bahwa di luar sana sudah berkembang begitu pesat pengetahuan dan tehnologi pengajaran, sehingga kita perlu sedikit demi sedikit meninggalkan gaya pembelajaran dan pengajaran tradisonal. Apakah kalau sudah meninggalkan gaya, pendekatan dan methodology pengajaran tradisional harus menerapkan prograleaderpreneurship? Tentu saja tidak. Kalau kita mau belajar dan mau sedikit meluangkan waktu untuk melihat ke dunia luar, kita akan temukan begitu banyaknya pengetahuan tentang pendididkan modern dan kita hanya perlu memepelajarinya agar kita tidak tertinggal. Perlu diingat ketertinggalan guru akan berakibat akan tertinggalnya murid muridnya. Artinya kalau sampeyan sebagai seorang guru tidak terlalu peduli akan perkembangan dunia pendidikan dan tetap berpegang pada gaya pengajaran tradisional, sampeyan bertanggungjawab atas ketertinggalan dari ratusan atau bahakn ribuan anak didik sampeyan.
Nah, pembaca yang terhormat, walau blog ini dan ahkan tulisan ini berjudul “leaderpreneurship”, bukan berarti penulis ingin memkasakan semua orang paham tentang program ini. Dengan tulisan yang bersifat acak seperti semua tulisan yang ada di dalam blog ini, tentu tidaklah mudah memahami program leaderpreneurship tersebut, nmun begitu setiap keeping tulisan saya, akan selau berisi hala hal yang bisa dipelajari tersendiri, dengan begitu kalau semua tulisan dibaca dan dimengerti, bisa diharapkan para siding pembaca akan memiliki persepsi yang benar tentang pendidikan modern atau pendidikan abad 21.
Sekali ini, penulis akan ajak pembaca mendiskusikan bagaimana program leaderpreneurship bisa dijalankan disekolah sekolah bapak dan ibu semua. Untuk bisa menjalankan program leaderpreneurship diperlukan beberapa hal yang harus disiapkan dan dilakukan sekolah:
1.       Perubahan paradigma dan pola pikir guru.
Sebetulnya program ini bukanlah program baru, namun hanyalah pengembangan dari inquiry based-learning, problem based-learning dan project based learning. Secara terminology ketiga pendekatan pembelajaran itu sangat gampang dijelaskan, namun tidaklah mudah untuk dijalankan sebagi sebuah pola pengajaran yang baik untuk semua siswa, kalau paradigm guru tentang pendidikan dan pola pikirnya tidak dirubah. Ketiga pendekatan yang menjadi dasar munculnya leaderpreneurship program itu pelaksanaanya memerlukan pemahaman guru tentang pendidikan yang baik. Pendidikan yang bukan saja mengajarkan anak didik untuk menghapal tapi pendidikan yang memebri ruang bagi siswa untuk mengembangkan diri secara utuh, baik dari segi kognitifnya, sifat dan karakternya serta pengembangan ketrampilan hidup dan ketrampilan sosialnya. Bahkan dalam leaderpreneurship ditambah dengan ketrampilan manajerila dan entrepreneurial. 
Dalam hal ini merubah mind set dan paradigm guru dari pemhaman mereka pada pengajaran yang masih sangat tradisoonal kea rah yang modern tidaklah gampang. Bahkan lebih susah dari pada memindahkan gunung.
Program yang sudah tersusun rapi dengan konsep pendekatan dan methodology pengajaran yang sudah ditata rapi, akan balik lagi ke cara cara tradisonal dimana guru jadi presenter dan siswanya tidur kembali. Hal ini disebabkan guru yang tidak mau tahu dan tidak mau berubah. Project yang dicanangkan dalam program leaderpreneurship yang seharusnya bisa menjadi media bagi siswa untuk mengembangkan diri, engembangkan intelektualitasnya, mengembangkan kepercayaan diri, kemampuan managerial dan kemampuan entreprenerialnya, kemampuan sosial dan kemampuan inovasi dan kreatifitasnya, bisa berubah lagi balik jadi seperti pelajaran seni kriya, atau ketrampilan masak memasak, hanya karena guru yang tidak memahi bagaimana membuat proses pendidikan yang benar. Oleh karena itu perubahn paradigm dan mind set guru adalah hal yang sanagt penting dan nomer satu.
2.       Kemudahan akses ke ilmu pengetahuan atau system informasi.
Pendidikan dan pengajaran modern sudah tidak bisa lagi mengandalkan guru sebagai satu satunya sumber belajar, sumber ilmu. Lalu lalang informasi dan pengetahuan yang  begitu massif dan cepat telah terajadi akhir akhir ini sejalan dengan perkembangan dan makin murahnya tehnologi informasi. dengan tehnologi informasi yang semakin maju, sangat dimungkin gurupun akan ketinggala informasi dan bahakan kalah cepat mendapatkan informasi terbaru disbanding siswanya, oleh karena itu guru sudah tidak bisa mendominasi kelas sebagi orang yang paling “tahu” lagi. Agar proses pendidikan bisa berjalan lancar tanpa ketersendatan, adalah suatu hal yang bersifat wajib bagi sekolah untuk menyedikan akses seluas luasnya bagi siswa dan guru gurunya untuk bisa mengakses ilmu pengetahuan dan informasi lain secepat cepatnya dan sebanyak banyaknya dengan system informasi yang baik, selain sekolah harus menyediakan perpustakaan yang baik dengan koleksi buku yang lengkap.
3.       Memastiakn terciptanya jalur pendidikan yang lentur.
Terkait dengan masifnya arus informasi yang kita diskusikan diatas, kita juga harus menyadari bahwa setiap siswa adalah pribadi yang unik. Mereka memiliki sifat, kemampuan, bakat dan ketertarikan yang sama sekali tidak sama. Bahkan pada kasus dimana dua siswa punya ketertarikan pada hal yang sama pun mereka masih punya cara belajar yang berbeda. Oleh karena itu cara pengajaran dan pembelajaran yang sama bagi semua siswa seperti terjadi pada pendidikan tradisional pada umumnya tidaklah sesuai dengan kondisis dan kenyataan ini. Pendekatan yang samam bagi semua siswa hanya akan memandulkan kemampuan sebagin besar siswa di kelas. Oleh karena itu guru wajib mulai memikirkan tercipta proses pendidikan yang lentur dan flexible di dalam ruang kelasnya.  Pendekatan pendidikan yang fleksibel memungkinkan siswa untuk mengembangkan dirinya masing masing secara bersamaan. Tentu saja semua siswa wajib mencapai hasil yang ditargetkan, namun mereka bisa memilih dengan cara dan ketertarikan masing masing.
4.       Mendorong kreatifitas guru dalam mengajar
Nah untuk menjawab persoalan nomer tiga diatas, guru wajib belajar lagi memeperdalam pengetahuan tentang pendidikan dan psikologi perkembangan, sehingga guru mampu member pendekatan yang tepat untuk tiap tiap siswa yang harus diajar. Dengan pengetahaun itu guru akan makin kreatif dalam menciptakan pendekatan dan metode pengajaran, sehingga terhindar dari cara pengajaran yang monoton yang memebuat siswanya capai suntuk dan ngantuk.
5.       Mengutamakan proses dari pada hasil
Pandangan tradisioanal yang beranggapan kalau siswa bisa mencapai nilai yang bagus, apalagi mamapu menjadi juara kelas adalah siswa yang sukses, haruslah segera dibuang jauh jauh, agar siswa tidak terjebak pada perlombaan mengumpulkan nilai bagus. Pendidikan yangsesungguhnya adalah menciptakan siswa yang berkembang dengan baik dan cepat baik kemampuan intelektualitasnya, emosinya, sifat dan karakternya, kemampuan sosialnya dan kemapuan atau ketrampilan hidupnya. Hanya dengan perkembangan yang seperti itulah siswa akan mampu menghadapi masadepannya dengan cerah ceria. Semua ketrampilan yang dibutuhkan siswa itu hanya bisa dicapai dengan proses yang baik, karena dari proses itulah siswa belajar semua ketrampilan tersebut. Oleh karean itu guru wajib memperhatikan proses belajar dari siswa siswinya, jangan lagi guru hanya terfokus pada upaya mencatat dan mengumpulkan nilai evaluasi siswa siswinya.
6.       System pengajaran yang bervariasi
Mencoba mencampurkan system pengajaran dengan ceramah, pengalaman lapangan, praktek laboratorium, serta pencarian data secara off line dan online serta pelibatan orangtua dalam proses belajar sepertinya haruslah mulai diaplikasikan oleh guru untuk mendapatkan variasi pengajaran yang berbeda beda dan sesuai dengan keperluaan siswa untuk memahami  masing masing topic pembelajaran.
7.       Keterlibatan orang tua dalam proses belajar.
Seperti yang sudah saya singgung diatas bahwa orangtua sudah selayaknya dilibatkan dalam proses belajar mengajar siswa. Kita tidak bisa lagi mengandalkan sekolah untuk mendidik siswa. Siswa belajar bukan saja hanya disekolah tapi juga di keluarga dan masyarakat. Kemampuan guru untuk memantau siswa sangat terbatas oleh jam pelajaran, selebihnya adalah tugas orantua dirumah untuk mendidik sendiri anak anak mereka. Kerja sama orangtua dan guru sangat diperlukan setidaknya agar anatara guru dan orangtu seia sekata dalm semua hal yang diajarkan pada siswa. Jangan sampai disekolah siswa diajari disiplin umpanya, ehh dirumah siswa dibiarkan seenak perutnya bertindak. Disekolah siswa terpaksa mendapatkan konsekwensi dari kesalahan yang mereka perbuat, ehhhhh samapai dirumah malah mereka didukung orangtuanya dan menyalahkan gurunya. Kalau hal ini terus terjadi siswa akan kehilangan orientasi akan nilai nilai yang baik dalam masyarakat. Nantinya siswa Cuma akan berkembang jadi manusia yang mentah dan tidak berguna.
8.       System evaluasi dan penilaian yang tepat.
Untuk mendukung semua proses dan pendekatan pembelajaran yang kita diskusikan di atas, sudah selayaknya sekolah mulai menghilangkan nialai angka. Nilai angka itu hapir tidak ada artinya dan cenderung menyesatkan semua pihak. Penilaian authentic adalah pilihan yang lebih rasional untuk saat saat ini.
9.       Kemampuan merefleksi diri dan menerima masukan
Sekolah dan guru haruslah memeiliki kemampuan mengevaluasi diri. Melihat keberhasilan dan kegagalan di masa lalu untuk direfleksikan dan dijadikan referensi untuk tindakan di masa depan agar kinerja guru dan sekolah akan semakin bagus kedepannya. Oleh karena itu guru dan sekolah harus tidak alergi dengan kritik dan masukan dari luar maupun self-critics dari dalam.  Kemampuan merefleksikan diri, mengevaluasi diri dan menerima kristik juga mencerminkan kedewasaan kita sebagi guru dan atau kedewasaan sekolah sebagi sebuah organisasi.
10.   Pengumpulan best practices.
Dalam menjalankan misi pendidikan, guru pasti pernah mencoba metode, cara , dan pendekatan pengajaran yang beragam. Hal ini dimungkin bagi guru untuk mendapatkan atau menemukan sebuah cara, metode maupun pendekatan yang jitu dalm mendidik siswa siswinya. Kalau semua praktek praktek terbaik ini dikumpulkan dalm sebuah best practices bank, maka sekolah akan mempunyai referensi yang sangat banyak dan berguna untuk mengembangkan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tuntutan jamannya.


Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...