Jumat, 14 Januari 2011

MENGGANGGU TEMAN (BULLYING)

Salah satu kenakalan siswa yang harus dihadapi, dipahami dan kemudian diselesaikan oleh seorang guru adalah gangguan seorang siswa terhadap siswa yang lain yang oleh orang yang berbahasa Inggris disebut bullying. Bullying ini bisa terjadi dalam bentuk yang beraneka ragam, mulai dari sekedar mengejek dengan kata kata, memepermalukan didepan umum, mempermainkan, merampas kemerdekaan, mengancam (intimidasi), menyakiti secara fisik, sampai pada pemerasan dan pemalakan. Kalau melihat ada tanda tanda adanya hal hal tersebut diatas seorang guru harus cepat bertindak untuk melindungi dan menyelamatkan baik korban maupun pelakunya. Ingat seorang guru harus merangkul keduanya, baik korban maupun pelakunya, karena gurulah yang berkewajiban mencegah adanya bullying dan melindungi siswa dari tindak kejahatan seperti itu. Guru harus memberi perhatian baik pada pelaku maupun korban dengan adil dan proporsional..

Hal hal yang perlu dipahami dari bullying.

1. Dalam penanganan bullying guru tidak boleh memihak pada pelaku maupun pada korban. Kedua belah pihak sebetulnya bermasalah secara psikologis. Oleh karena itu penanganan bullying harus menyeluruh yang melibatkan pelaku maupun korbannya. Secara umum orang akan lebih mudah melihat bahwa pelaku bullying itu bermasalah dan perlu ditangani, namun sebetulnya korbanpun bermasalah, karena ibarat singa, pelaku bullying pasti akan memilih korban yang lemah. Dan kelemahn korban inilah yang jadi masalah dan perlu penangan yang profesional dari gurunya
2. Tingkah laku anak sebetulnya cerminan dari apa yang mereka rasakan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Seorang anak yang bahagia dan merasa nyaman akan terlihat dari tingkah laku dan bahasa tubuhnya. Begitu juga anak yang merasa tidak bahagia, tersisih dan terancam akan terlihat jelas pula dari tingkah lakunya. Seorang guru yang profesional, akan segera mengenali ciri ciri tingkah laku itu dan segera berbuat sebelum ada kejadian.
3. Ingatlah anak nakal itu tidak pernah ada yang ada adalah anak yang kurang kasih sayang dan perhatian. Semua kenakaln siswa bermula dari rasa tidak disayang dan tidak diperhatikan. Kenakalan siswa adalah undangan terbuka bagi seorang guru untuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus pada si anak. Dengan begitu menangani anak “nakal” dengan cara kasar, membentak, menghardik dan menghukum tidak akan pernah efektif dan bahkan akan menambah si anak bertambah kurang ajar, karena harapan si anak belum kesampaian yaitu mendapatkan kehangatan perhatian dan perlindungan dari orang dewasa.
4. Keinginan untuk menggangu teman (orang lain) sebetulnya bermula dari pengalaman disakiti oleh pihak lain. Kebanyakan anak yang menggangu dan menyakiti temannya adalh anak yang sebelumnya telah pernah disakiti oleh teman yang lain, saudara, keluarga atau orang tua mereka sendiri. Rasa sakit akibat perlakuan orang lain itu mendorong anak untuk balas dendam atau mencari teman (korban) untuk merasakan penderitaan yang sama seperti yang mereka telah rasakan. Oleh karena itu guru tidak boleh menambah luka pada pelaku bullying dengan perkataan dan perlakuan yang kasar.
5. Kebahagian pengganggu atau pelaku bullying adalah ketika dia berhasil membuat takut, nangis dan menderita korbannya. Pada saat itu pelaku merasa dia berada diatas angin, merasa jagoan dan merasakan bahwa harga dirinya terangkat naik. Dengan begitu jelas bahwa pelaku bullying rata rata adalah orang yang memiliki pandangan buruk terhadap dirinya sendiri atau orang yang rendah diri. Oleh karena itu tugas guru adalah mengembalikan kepercayaan diri pelaku bullying, bukan memarahinya. Memarahi pelaku hanya akan menambah dedam kesumat dihati. Dendam yang makin besar dihati akan mendorong perbuatan yang makin brutal.
6. Rasa sakit yang ada pada hati anak seperti yang saya sebutkan di no. 4 tidak selamanya karena anak ini pernah dicaci maki, dihinakan, diancam, diomeli, ditampar ataupun karena pernah dipalak atau dijadikan korban secara fisik, tapi rasa sakit hati pada diri anak bisa timbul saat si anak merasa tidak diacuhkan, dikucilkan, tidak diperhatikan atau dijadikan korban secara psikis. Oleh karena itu guru wajib menyelami kondisi kejiwaan siswa dan bertanya “ apa sih yang sesungguhnya kamu alami anakku?”
7. Penanganan yang tepat pada pelaku bullying bukan hanya mencegahnya melakukan tindakan itu lagi, tapi juga melindungi dia dari perlakukan seperti itu dari pihak lain, termasuk dari gurunya sendiri.

Ingin lebih jelas? ingin bantuan untuk memberi pemahaman pada seluruh anggota sekolah tentang hal ini? training tentang bullying atau yang lebih luas tentang behaviour management sudah kami siapkan untuk sekolah atau guru guru anda. hubungi kami.

CLASSROOM MANAGEMENT (Manajemen Ruang Kelas)

Berbicara tentang pendidikan, satu hal yang pasti kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan baik pada lingkungan ataupun ruang kelas yang tidak tertata rapi, kacau dan tidak disiplin. Oleh karena itu merupakan suatu kleharusan bagi seorang guru untuk memahami cara menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi siswa siswinya. Usaha ini memrlukan kematangan dan kemampuan guru untuk mengendalikan kelas. Bagaimanapun juga baik siswa maupun orang tuanya sangat menghargai dan bahkan menginginkan sebuah ruangan belajr yang tertata rapi terorganisisr sengan baik untuk mereka dan atau anak anak mereka belajar. Dari sinilah ati penting dqri classroom amanagemnt itu muncul.

Gagasan pokok manajemen kelas

Konsep pokok mamnajemen kelas adalah serangkain usaha untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi kelas dan lingkunagnnya menjadi tempat yang terorganisisr dengan baik dan tepat sehingga mampu mencipta sebuah atmosfir belajar mengajar yang kondusif, nyaman dan aman bagi semua siswa yang memiliki bermacam macam karakteristik yang berbeda. Pada prinsipnya manajemn kelas memiliki tiga unsur yang harus dikembangkan yaitu:

1. Seni menagajar, yang didalamnya terdiri dari metode pengajaran, manajemen tingkah laku, dan kebutuhan khusus dalam rangka pengajaran.
2. Pengorganisasian kelas, dan
3. kerja sama anatar guru dan orang tua.

Mengingat begitu luasnya cakupan manajemn ruang kelas ini, maka tidak semua unsure akan kita bicarakan disini, Bahkan untuk manajemen kelas dan metode pengajaran masih biasa dbagi bagi lagi menjadi beberapa sub bab yang masing masing bias dibicarakan pada waktu lain secara khusus. Dalam Tulisan ini saya hanya kan mengulas sedikit mengenai pengaturan kelas, dan kaitannya dengan kerjasama dengan orang tua siswa.

Persiapan sebelum mengajar.

Mengajar yang oleh sebagian guru dianggap mudah dan dilakukan sambil lalu saja sebetulnya sama kompleks nya dengan mengatur sebuah perusahaan besar. Perusahaan yang dikelola dengan sambil lalu saja, kalaupun tidak segera bangkrut dan mati, perusahaan itu pasti akan sulit berkembang.Demikian juga dengan mengajar siswa dikelas, kalau proses beljar mengajarnya dilakukan sambil lalu saja, tanpa persiapan dan rencana yang m,emadahi maka hasilnyap[un tidak akan masksimal. Murid akan merasa jenuh, bosan, guru kehabisan bahan ajar, kebingungan. Ujung dari kebingungan guru akan timbul kegelisahan pada diri siguru, hilang kendali diri, cemas and marah pada siswa untuk menutupi ke “bego” annya. Kelas akan berjalan kacau, pelajarn tidak efektif. Pada titik ini guru ini bear benar sudah mengalami kebangkrutan total. Pada jam pengajaran berikutnya seluruh siswanya sudah malas unruk masuk kelas, mereka bosan bahkan sebelum melihat batang hidung si guru. Guru ini hopeless. Tak bias diandalkan.

Untuk menghidari hal tersebut guru harus memiliki persiapan yang matang jauh jauh hari sebelum kelas pertama dibuka. Langkah langkah persiapan yang harus ditempuh seorang guru adalah sebagai berikut:

• Pahami kurikulum dan struktur kurikulum yang diberlakukan disekolah. (seharusnya ada pelatihan khusus mengenai hal ini)
• Cari dan persiapkan sumber sumber yang sesuai dengan kurikulum tersebut.
• Buat urutan dan kerangka pembelajran yang tepat dan struktur dari bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
• Tuamgkan kerangka pembelajaran itu dalam sebuah struktur perencanaan belajar mengajar yang detail. Mulai dari rencana tahunan, semester, Silabus, RPP (seharusnya ada pelatihan khusus mengenai hal ini)
• Buatlah RPP harian yang detail, mulai dari pembukaan kelas sampai kelas ditutup lagi. Rencanakan apa yang akan dilakukan setiap menit yang anda akan lalui di dalam kelas.
• Tentukan alat Bantu yang tepat untuk membuat siswa mengerti.

Permulaan Mengajar.

Permulaan mengejar adalah tahap yang paling krusial dan menentukan sukses tidaknya anda dalam proses KBM satu semester yang akan anda hadapi. Oleh karena itu sebagai seorang guru sampeyan harus:

1. Memulai KBM dengan baik.

Jangan pernah dating terlambat ke kelas, persiapkan dan periksa ulang sumber sumber dan peralatan Bantu sebelum dating ke kelas. Karena kalau anda dating terlambat atau persiapan tidak maksimal, mungkin sampeyan akan merasa grogi, cemas atau bingung ,yang mana kecemasan sampeyan akan membuat sinyal negatif yang akan ditangkap siswa dan sionyal itu akan membuat mereka tidak menaruh hormat dan tidak percaya pada sampeyan. Hal ini akan membuat sampeyan makin cemas, kehilangan kontrol diri, dan marah. Kelas kacau. Murid tidak acuh pada gurunya, sampeyan akan jadi bahan ejekan dan bulan bulana siswa. Kelas sangat ribut tak terkendali. Sampeyan gagal.

2. Gunakan bahasa tubuh yang baik.

Bahasa tubuh yang yang baik sangat penting untuk memulai pelajaran. Dengan bahasa tubuh yang pas, sampeyan akn kelihatan berwibawa didepan siswa siswa sampeyan dan lebih dari itu dengan bahasa tubuh yang pas, sampeyan pun akan kelihatan lebih pintar dan sangat meyakinkan didepan siswa siswi sampeyan. Dengan beguitu pada saat pertama datng sampeyan telah langsung memenagkan kelas dan berhasil memulai pelajaran dengan mendapatkan hormat dari siswa sisi di kelas itu. Oleh karena itu tolong perhatikan hal hal berikut:

• Kontak mata
• Tegakkan kepala anda.
• Berdirilah dengan tegak.
• Gunakan isyarat tangan seluruhnya, jangan hanya menggunakan telunjuk saja di dalam kelas.
• Senyumlah dan perlihatkan ketenagan anda.
• Gunakan suara yang sedang jangan terlalu keras, ataupun terlalu lembut. Suara harus jelas.

3. Antusias.

Banyak guru yang tampil sangat kaku di depan kelas, sedikit sekali ekspresi wajahnya, gerakaknnya kaku seperti robot. Sikap ini akan dibaca siswa sebagi ketidakpedulian guru terhadap siswanya, oleh karena itu respon mreka pun akan seimbang. Mereka juga tidak mau peduli dan tidak akan ambil pusing pada guru dan apa yang diajarkannya.
Tapi ada juga guru yang tampil sebaliknya, guru jenis ini akan tampil dengan muka yang melas, takut, senyumnya hambar (cengar cengir, cengingas cengingis bahsa gunung kidulnya). Sikap seperti ini menunjukkan ketidakpercayaan pada diri sendiri, respon siswa yang akan didapat dari guru model ini adalah ketidak hormatan dan ketidak patuhan siswa. Sebagai guru sampeyan tidak akan dianggap oleh siswa sampeyan. Sampeyan insyaAllah akan dilecehkan dengan sikap yang demikian. Oleh karena itu tunjukkan antusiasme sampeyan pada pada iswa pada saat KBM. Sebagi seorang guru sampeyan dituntut untuk mampu menjadi:
• Penjinak singa.
• Seorang aktor
• Seorang Entertainer
• Seorang badut.
• Seorang pejalan tali.
• Juga dituntut untuk menjadi kamus, ensiklopedia, navigator, pemimpin, polisi dll.

4. Terfokus pada tugas

Anda harus selalu ingat bahwa sampeyan dibayar untuk menjadi GURU yang bertugas untuk Mengajar. Tugas sampeyan adalah memaksimalkan KBM. Untuk hal ini gunakan startegi yang berbeda beda.agar siswa tidak bosan dengan cara pengajarn yang itu itu saja. Ingat, jangan sampai sampeyan terpeleset dan mengerjakan tugas lain selain mengajar. Oleh karena itu upaya jangan sampai sampeyan terkecoh upaya siswa untuk mengalihkan perhatian anda dari tugas mengajar yang sampeyan emban. Kalau sekiranya sampeyan menyimpang ke arah pembicaraan lain selain mengajar, maka harus segera pegang kendali kelas dan kembali lagi ke tugas sebagi guru untuk mengajar. Ingatlah sampeyan adalh manajer kelas itu. Keputusan ada ditangan sampeyan.

5. Tetapkan Aturan

Untuk memebantu sampeyan mengatur kelas, anda harus menetapkan aturan aturan kelas yang dibuat secara demokratis bersma naggota kelas yang lain. Atruan kelas ini penting untuk dibuat bersma siswa dengan demokratis, agar siswa merasa dihormati dan terbangkitkan rasa harga dirinya sehingga mereka diharapkan bisa mematuhi aturan yang ada dengan suka rela, yang nota bene aturan buatan mereka sendiri.
Perlu diperhatikan dalam membuat aturan kelas hinari penggunaan kata “jangan”, “ dilarang”, “tidak boleh” dan kata kata sejenisnya.

6. Persiapkan bahan ajar dan peralatan yang diperlukan.

Hal ini sangat penting agar kita bias mendpatkan situasi beajar seperti yang kita rencanakan dan yang kita inginkan.

Kerjasama dengan Orang Tua Siswa

Pendididkan pada dasarnya bukan hanya didapat siswa dari sekolah saja, tapi juga dari lingkungan masyarakat dan lingkugan keluarga. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai manajemen kelas yang bagus, kerja sama antara guru dengan orang tua perlu dilakukan demi suksesnya KBM dan keberhasilan siswa itu sendiri. Beuk kerjasama bias bermacam macam tapi pada dasarnya adalah upaya untuk mengendalikan tingkah laku siswa itu sendiri baik di dalam kelas, di sekolah maupun di masyarakat dan di dalam keluarga. Karena siswa tidak akan berhasil bila hanya terkendali tingkah lakunya dis ekolah, sedangkan di masyarakat dan di lingkungan kerluarga mereka tak ada yang mengendalikan.

Sembilan hal penting yang harus diperhatikan seorang guru yang baik:

1. Menetapkan hak, tanggungjawab dan aturan main didalam kelas secepatnya.
2. Mengatur rencana tempat duduk, jangan mengatur muridnya.
3. meminimalisir rasa malu dan permusuhan.
4. maksimalkan cara cara demokratis untuk memperbesar plihan pilihan bagi siswa.
5. Mengembangkan dan menjaga sikap saling menghormati didalam kelas.
6. Humor boleh, tapi hati hati dengan humor yang anda lontarkan.
7. Bersahabatlah denga siswa tapi jangan jadi teman sebaya mereka.
8. Konsisten dengan apa yang anda katakann
9. Jalinlah hubungan yang baik dengan rekan sekerja, bagian administrsi dan orang tua siswa.

Ingin yang lebih lengkap dan lebih jelas? agar guru tidak salah berbuat dan bertindak dalam kelas, dan agar tujuan pendidikan dan pengajaran berhasil? hubungi kami, kami sudah siapkan pelatihan spesial bagi guru dan sekolah yang ingin maju dan berdiri terdepan.

Penghinaan 2

Beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah ANGKOT yang melewati jalur Tangerang- Serpong, dengan tulisan besar besar di kaca belakang ” NO BODY IS PERFECT”. Bagi orang lain angkot maupun tulisannya mungkin terasa biasa biasa saja, tapi bagi saya tulisan itu cukup menggelitik pikiran. Tulisannyanya memang hanya jargon biasa yang bisa kita jumpai pula di tas sekolah, di buku buku dan mungkin juga di kamus Bahasa Inggris. Sedemikian umum dan seringnya kita melihat tulisan dengan bunyi yang seperti itu hingga kita tak pernah ambil peduli dan juga tidak pernah menyangkal makna dari tulisan itu. Itu artinya kita telah secara aklamasi menerima gagasan bahwa manusia itu tak ada yang sempurna .
Namun anehnya kenapa juga masih ada orang yang menghina dan meremehkan orang lain hanya lantaran orang itu memiliki satu atau dua kelemahan dan kekurangan? Bukannya semua orang memiliki kekurangan maupun kelemahan? Lalu siapa sih sebetulnya orang yang suka menghina dan melecehkan orang lain hanya karena kekurangan yang diberikan oleh Allah padanya? Apakah dia dari golongan makluk kekasih Allah yang padanya tidak diberikan sedikitpun kelemahan dan mereka bergelimang dengan kesempurnaan? Ah, tentu tidak ada makluk semacam itu. Lalu siapkah mereka?
Coba kita tengok dulu cara pandang kita sebagai manusia tentang keberadaan kita di muka bumi ini. Secara psikologis kesadaran manusia mengenai keberadaanya di dunia ini akan diikuti oleh keinginannya untuk mendapatkan pengakuan orang lain atas keberadaannya itu. Untuk menpatkan pengakuan ini ternyata tidak mudah, karena manusia pada umumnya tidak tertarik pada yang biasa biasa saja apalagi pada yang kurang. Oleh karena itu manusia mulai berlomba untuk mengejar superioritas diri demi untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Masing masing orang ingin menjadi yang terhebat dan tak terkalahkan. Kita semua berlomba. Berlomba merebut perhatian orang lain. Yang badanya besar mengembangkan kekuatan ototnya, yang indah parasnya memamerkan kecantikannya, yang mendapatkan berkah kekayaan dalam hidup memggunakan hartanya untuk menjadi manusia super, yang otaknya encer akan pamer kepintarannya didepan khalayak dan seterusnya. Siang dan malam kita mencoba menunjukkan kehebatan dan sekaligus menyembunyikan dalam dalam kelemahan kelemahan kita untuk sekedar mendapatkan stempel ”diakuai”, berapapun dan apapun ongkosnya.. Duit dan harta bisa kita hamburkan, nyawa kadang kita pertaruhkan, jurang curam kita turuni, sungai ganas kita seberangi, pecahan kaca pun kita makan, minyak campur api kita semburkan dengan mulut kita. Itu semua kita lakukan hanya untuk mendapatkan decak kagum dan tepuk tangan, tak kurang tak lebih. Bodoh benar kita ini.
Bagi yang berhasil menyedot perhatian publik akan merasakan kepuasan bathin yang cukup untuk tetap mempertahankan hidup dengan bahagia. Orang yang berhasil ini tak akan merasa rendah diri, akan selalu merasa berguna, dan merasa diterima di tengah masyarakat. Mereka hidup senang dan tak peduli lagi dengan kekurangan kekurangan orang lain. Orang yang cantik wajahnya tak perlu lagi menghina hidung pesek orang lain untuk mendapatkan perhatian. Kecantikannya sudah cukup untuk menarik perhatian orang lain. Orang kaya tak usah repot repot mengumpat orang lain dengan kata ”dasar kere” untuk menunjukkan bahwa hartanya banyak, toh orang lain sudah mengakui bahwa dia memang berada. Pendeknya orang yang sudah menang dalam menggapai superioritas tak akan perlu lagi untuk mencela orang lain. Orang yang otaknya encer tak perlu lagi bertingkah yang aneh aneh ataupun menghina orang lain untuk mendapatkan perhatian publik, karena orang yang pintar akan selalu dihormati dan diperlukan oleh orang lain sesuai kapasitas kepintarannya.
Itu artinya orang yang suka mencela, menghina, melecehkan orang lain adalah orang orang yang sesungguhnya kalah, yang tersingkir secara sosial, yang gagal mendapatkan pengakuan dari orang lain dan yang tentu banyak kekurangannya.
Orang orang gagal seperti ini merasa perlu menghina dan mengejek orang lain untuk dua alasan: Pertama, Orang yang lemah, orang yang gagal, orang yang tak berdaya, orang yang tak punya banyak kelebihan akan merasa sedih, hidupnya pengap, jenuh, merasa tersingkir dan terasing karena tak banyak orang yang mau ”mengganggap”-nya. Dalam kekalutan hidup yang mungkin rasanya seperti dalam neraka itu, mereka tak ingin sendiri. Mereka berusaha mencari teman senasib. Dengan mengumpat, menghina dan mencela orang lain, sebetulnya mereka hanya akan mencoba mencari teman sambil mengingatkan bahwa si orang lain ini senasib dengan dia. Jadi seakan akan orang ini mengatakan ” eh bibir monyong, kamu itu jelek sama seperti aku yang juga jelek”. Oleh sebab itu umumnya orang yang pincang menghina yang giginya tongos, yang giginya tongos menghina yang matanya juling, yang miskin hidup pas pasan melecehkan yang mlarat dst. Percayalah yang wajahnya cantik semua orang suka sama dia tak akan sempat menghina dan mengatai orang yang bibirnya sumbing.
Kedua, dengan menghina dan mengatai orang lain dengan kekurangan dan kelemahannya, orang yang kalah ini bisa membohongi diri seakan akan dia orang yang berkasta tinggi. Begitu mulut melepaskan kata hinaan pada orang lain, orang yang kalah ini merasa sekan akan dia lebih baik dari orang lain, dia merasa jadi orang yang super, merasa jadi yang paling jago dan hebat. Dia hidup dalam mimpi, karena pada kenyataanya sama saja dia dengan yang dihina, sama lemahnya, sama hinanya, sama bodohnya. Atau bahkan bisa jadi yang dihina itu lebih baik dari yang menghina.. Jadi tak salahlah bila embah embah kita dulu menciptakan peribahasa yang berbunyi, ” Kuman diseberang lautan nampak, gajah dipelupuk mata tak nampak”. Orang hanya bisa melihat kekurangan orang lain. Sekecil apapun kekurangan dan kelemahan orang lain, kita bakalan tahu, tapi kekeurangan yang sangat besar dan fatal pada diri sendiri biasanya tak akan pernah disadari.

Leadership life skills di dalam pelajaran sekolah.

Jawaban dari pertanyaan mengapa kita perlu mengajarkan leadership life skills pada para siswa kita adalah bahwa saat kita ingin hidup aman dan nyaman dan berguna bagi bagi masyarakat sekitar, kita harus mampu menolong diri sendiri dan menolong orang lain serta menolong masyarakat kita untuk bisa menggapai tujuan tujuan hidupnya. Ketrampilan dan kemampuan yg diperlukan untuk menanggungjawabi tindakhan tindakan pribadi dan kelompokuntuk menggapai tujuan bersamam itulah yg disebut leadership life skills. Dan ketrampilan ini perlu sekali diajarkan karena ketrampilan ini bukan Sesutu yang memang sudah ada pada diri setiap manusia.
Pengajaran dan pengarahan siswa pada ketrampilan memimpin ini dimaksudkan untuk pembentuakan karakternya, meningkatkan kompetensinya, dan mengkokohkan rasapercaya dirinya.

Menurut The Illinois 4-H Project, ada 7 komponen ketrampilan kepemimpinan yang harus dikuasai siswa yaitu
(1) understanding one-self and others,
(2) communicating,
(3) getting along with others
(4) learning to learn,
(5) making decision,
(6) managing,
(7) working with groups.

Dan untuk memberikan landasan yg mantap serta menghilangkan keraguan akan berhasil tidaknya upaya untuk menanamkan jiwa kepemimpinan ini kepada peserta didik ada beberapa hal yang harus kita pegang sebagai sebuah keyakinan diantaranya adalah :
(1) kemampuan memimpin ini diperlukan oleh setiap orang,
(2) kepemimpinan itu bisa dipelajari melalui praktik dan pengalaman,
(3) kepemimpinan itu sebetulnya hanyalah pola hubungan antar manusia,
(4) kepemimpinan yang tepat itu tidak ada teorinya semua ditentukan oleh situasi dan kondisi.


Sikap sikap dan nilai apa saja yang perlu ditumbuhkan pada diri peserta didik terkait dengan upaya kita sebagi pendidik untuk menanamkan jiwa kepemimpinan pada siswa siswa kita?

Dibawah ini saya akan coba gambarkan unsur unsur Leadership life skills beserta nilai, kemampuan dan sikap yang diperlukan:


1. Understanding oneself and others
(Mengenal diri sendiri, memahami orang lain, empati, konsep diri, kepekaan nurani, nilai nilai, tujuan hidup, stress management, kehidupan spiritual)

2. Communicating
(Kemampuan mendengar, kemampuan bicara, komunikasi non verbal, menulis, ekspresi diri, kial tubuh)

3. Getting along with others
(Perhatian pada sesame. Empati, kemampuan bergaul, menerima orang lain apa adanya, curhat, bekerja sama dalam teamwork)

4. Learning to learn (Kreatifitas, pencarian sumber sumber informasi, mengorganisir informasi, kemampuan bertanya, kemauan berexperimen, mengajar, belajar, pola dan tehnik belajar)

5. Making decision
(Identifikasi masalah, sumber informasi, pengumpulan informasi, goal settings, pengumpulan alternatives, process pengambilan keputusan, mendefinisikan masalah)

6. Managing
(Time management, pengorganisasian, tujuan, perencanaan, supervise, pengontrolan, refleksi, evaluasi, mobilisasi)

7. Working with group (Kerja sama, penyampaian informasi, komunikasi, feedback, kebutuhan kelompok, kebutuhan individual, lingkungan , motivasi, saling menghormati)

Ingin tahu cara memasukkan nilai nilai kepemimpinan itu ke dalam pelajaran sekolah tanpa harus merusak dan mengganggu jalannnya pelajaran yg sudah direncanakan guru, ingin tahu bagaimana menjadikan nilai nilai kepemimpinan itu sebagai muatan pendidikan di sekolah tanpa merusak RPP dan silabus yang sudah ada dan menjadikannya hanya sebagi kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)????
cepat hubungi kami, kami akan ajarkan pada guru guru diseluruh indonesia bagaiman menjadikan semua muridnya calon pemimpin handal...

PENGHINAAN


Baru saja ada seorang guru yang menceritakan kalau anak didiknya agak sulit diatur dan motivasi belajarnya rendah. Setelah ditelusuri oleh guru BP-nya sebenarnya siswa ini memiliki intelegensia yang cukup tinggi, walau hasil belajarnya jelek. Siswa underachiever seperti ini memang sering terjadi di semua sekolah. Bagi sekolah atau guru yang kurang jeli melihat hal seperti ini biasanya bukan menolong si siswa tapi malah akan memojokkan siswa sampai pada tarap yang tanpa disengaja menghancurkan masa depannya.
Namun guru yang satu ini agaknya lain dari yang lain, karena dia mampu menelusuri dan mengetahui bukan saja IQ-nya anak bermasalah ini tinggi, tapi juga mampu meraba kenapa anak ini tidak bisa mencapai nilai maksimal yang sebetulnya bisa dia dapatkan dengan mudah. Guru ini dengan sangat bangga bercerita bahwa dia sanggup mendeteksi penyebab siswanya tidak bisa belajar maksimal. ” Ternyata anak ini tidak bisa menerima dirinya sendiri” terangnya dengan bahasa yang agak berbau psikologis yang aku sebetulnya agak tidak paham. Guru ini menerangkn panjang pendek tentang siswanya yang tidak bisa menerima dirinya sendiri itu. Katanya siswa ini merasa gendut dan berwajah jelek, dia malu dengan keadaannya. Dia ingin sembunyi dari semua orang. Dia tidak PD( percaya diri) sehingga dia gerah berada dilingkungan teman temannya. Akibatnya siswa ini tidak bisa konsentrasi belajar dan bahkan tidak mau belajar sama sekali, terlebih lagi tanpa mengerti akibatnya temen temennya memanggil dia ”gendut”, maka makin hancurlah sisi psikologis anak ini. Sementara aku terbengong bengong tidak mengerti, ada banyak lagi hal yang bu guru ini sampaikan pada saya tentang siswanya tersebut yang semuanya tidak sepenuhnya aku pahami.
Hal dahyat yang tidak aku mengerti adalah kekuatan yang ada pada kata ”gendut” yang dilontarkan teman temannya pada siswa tersebut. Kata itu kalau ditulis, ya cuma pendek saja, dikatakanpun ringan saja. Tetapi ternyata daya rusaknya luar biasa. Kalau disimpulkan dari keterangan bu guru itu, kata itu mampu menghancurkan masa depan banyak orang. Bayangkan saja kalau siswanya bu guru itu benar gagal dalam hidup karena kata ”gendut” itu, bukankah anak keturunan dia juga ikut sengsara, begitu juga orang tua dan saudara saudaranya bisa saja ikut terciprat kesengsaraan akibat kegagalan siswa itu. Hal ini benar benar sebuah bencana bagi sekumpulan besar orang dan penyebabnya hanya kata ”gendut” tidak lebih. Dahsyat bukan?
Jauh jauh hari sebelum kita semua menyadari efek psiokologis dari kata ejekan seperti, ”gendut” dan lain sebaginya, Alqur’an telah memperingatkan kita tentang hal ini pada Surat Al Hujarat (49) Ayat 11 yang kira kira artinya:
Hai orang orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok olokan (menghina) kaum yang lain, barangkali (kaum yang lain) itu lebih baik dari pada mereka; dan jangan pula wanita yang satu (memperolok) kaum wanita yang lain, karena boleh jadi (kaum wanita yang lain) itu lebih baik dari yang mengolok olokkan: dan jangan kamu mencela dirimu sendiri dan jangan panggil memanggil degan gelaran gelaran buruk. Seburuk beruk panggilan sesudah beriman ialah memanggil orang dengan fasik. Barang siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang yang zalim.
Menurut ayat Qur’an diatas, ternyata memanggil orang lain dengan panggilan buruk atau memperolok bukan hanya akan menjadi bencana bagi yang dipanggil atau diperolok tapi juga bahkan bisa mempermalukan yang mengolok olok. Kata Allah di ayat diatas, bisa jadi yang diperolok itu lebih baik dari yang memperolok. Dan itu benar bisa terjadi. Sekitar 20 tahun yang silam waktu aku masih di SMA, salah satu temen saya yang (maaf) giginya agak terlalu maju dari kebiasaan umum diperolok oleh temen yang lain dengan mengatakan ”untumu mronggos”. Dalam bahas Indonesia kata itu kurang lebih berarti ”gigimu tongos”. Kata itu diucapkan beberapa kali waktu itu untuk menjatuhkan mental si teman, namun yang perlu diketahui, kalau dilihat sebetulnya yang mengatakan ”untumu mrongos” ini giginya lebih maju lagi. Kala itu saya hanya bisa tersenyum agak sedikit geli.
Ternyata benar kata Qur’an, manusia itu seberapapun pintarnya tidak akan mampu mengenali diri, oleh karena itu jangan memperolok orang atau memangil orang dengan panggilan fasik, panggilan yang buruk, karena kita bisa saja lebih buruk dari yang kita perolok dan kita sama sekali tidak sadar. Bisa malu lah kita. Dan orang orang yang tidak mau bertobat, atau berhenti dari melakukan hal ini, oleh Al Qur’an disebut sebagi orang yang zalim. Tahu orang zalim itu seperti apa? Orang zalim adalah orang yang menyakiti dan menghancur orang lain. Orang yang seperti dicontohkan Ibu guru diatas.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...