Rabu, 13 Maret 2013

Sedikit Masukan bagi Program Kewirausahaan Kemendiknas




Dari apa yang saya dengarkan di Radio Elshinta  beberapa hari yang lalu, saya bisa tarik kesimpulan bahwa pemerintah, lewat kementrian pendidikan telah menyadari perlunya jiwa kewirausahaan ditanamkan pada para siswa agar pemuda kita  punya pola piker yang lebih baik, yaitu sebuah pola piker yang mengarah  pada penciptaan lapangan kerja dan bukan hanya punya pola pikir yang mengarahkan pemuda Indonesia  untuk berlomba mencari kerja setelah selesai dari bangku sekolah maupun bangku perkuliahan.
Kita sebagai warga Negara yang baik haruslah bersyukur dan mendukung langkah departemen pendidikan ini. Bersyukur karena kesadaran untuk menciptakan wirausahawan wiraushawan handal sudah bertumbuh di pemikiran dan bahkan di kebijakkan pemerintah kita. Artinya kita bisa berharap, kalau upaya ini berhasil dalam waktu dekat Negara ini akan semakin maju dan pertumbuhan ekonominya akan semakin pesat berkat kreatifitas dan inovasi yang dibuat oleh para pengusaha dan wirausahawan muda kita.  Mendukung, tentu upaya pemerintah itu tidak akan berhasil tanpa partisipasi dan dukungan kita sebagai warga negaranya.
Namun begitu, ada sedikit catatan yang perlu saya sampaikan atas program kewirausahaan yang digagas pemerintah ini, bukan untuk menggurui ataupun untuk berlagak sok pintar, tapi saya ingin bahwa pemerintah membuat program yang sangat bagus dan brilian ini sematang mungkin.  Jangan sampai program yang dicanangkan pemerintah bubar dijalan atau tidak mengarah pada target yang diharapakan hanya karena program dibuat tergesa gesa  dan tidak matang. Bukan apa apa,  program kewirausahaan ini adalah bagian dari kurikulum baru 2013 yang oleh beberapa pengamat pendidikan juga dibuat dianggap sebagai kurikulum yang amat tergesa gesa juga pembuatannya. Jadi wajar saja kalau saya sinyalir program kewirausahaan ini juga amat tergesa gesa jadinya.
Dari apa yang disampaiakan salah seorang pejabat Kemendiknas yang diwawancarai oleh penyiar radio Elshinta waktu itu, bisa saya tarik kesimpulan bahwa program pengembangan kewirausahaan itu akan dilakukan disekolah sekolah, terutama SMK, dalam bentuk matapelajaran tersendiri yang disebut  mata pelajaran “kewirausahaan”. Lebih lanjut disampaikan bahwa kemendiknas meminta masyarakat membantu menyebarkan mind set kewirausahaan ini kepada para siswa dengan tidak mengharapkan anak anaknya bersekolah untuk cari kerja tetapi lebih di dorong untuk mampu berusaha sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, pak pejabat ini menegaskan bahwa  sudah seharusnya sekolah mulai membuat hubungan dengan pengusaha untuk bisa menyerap ilmu kewirausahaan langsung dari praktisi wirausaha dan juga mencari dukungan atas program kewirausahaan yang dijalankan sekolah. Bahkan waktu itu ada penelepon yang mengaku pengusaha mau membantu sekolah untuk jadi guru kewirausahaan.
Memang sepertinya semuanya baik dan tidak ada masalah. Permintaan meminta pada warga masyarakat untuk membantu menyebarkan mind set wirausaha  adalh tindakn yang benar, karena semua tindakan dipengaruhi oleh mind set, dan sebagi warga tentu kita harus turut serta membantu pemerintah mensukseskan program yang luar biasa bagus ini. Bantuan pengusaha dan wirausahawan juga tidak kurang pentingnya untuk mensukseskan program penciptaan entrepreneur entrepreneur muda di Negara ini. Anmun yang membuat janggal dari program ini adalah bahwa pendidikan kewirausahaan Cuma disimplifikasi dalam bentuk mata pelajaran. Seakan akan sebuah kurikulum itu hanya sekedar urusan tentang mata pelajaran, bahkan lebih bikin trenyuh dihati, seminggu yang lalu saat saya bincang bincang dengan salah satu kepala sekolah swasta, pak kepla sekolah ini mengatakan bahwa program entrepreneurship pemerintah untuk jenjang smp/sma hanya akan berbentuk pelajaran prakarya. Saya agak sedikit bengong mendengarnya. Apakah ini hasil ketergesaan pemerintah dalam membuat kurikulum?
Coba kita melihat lagi jauh kebelakang.  Pelajran kewirausahaan itu bukan barang baru bagi anak anak SMK ataupun SMEA pada waktu yang lalu. Pelajaran prakarya itu sudah lama dinikmati oleh siswa Indonesia, bahkan sejak awal tahun 1970an sudah ada peljaran prakarya disekolah sekolah kita. Apakah itu semua membantu menciptakan wirausahawan?  Jawabannya tentu saja tidak, kalau jawabn iya tentu tidak aka ada wacana pengembangan kewirausahaan lagi di kemendiknas bukan? 
Semua program ini sudah lama dilakukan dan gagal, kenapa harus diulang lagi? Sudah seharusnyalh kita membuat program baru yang lebih mengena, jangan lagi kita  berharap daur ulang  produk gagal yang sudah diuji cobakan.
Kalau saya boleh ikut urun rembug, program pengembangan kewirausahaan ini seharsunya berbentuk program yang sangat komprehensif yang mampu melakukan brainwashing pada siswa Indonesia, rminset seorang entrepreneurs sejati, bukan sekedar lulusan sekolah dengan mind set kuli yang punya pengetahuan tentang kewirausahaan.  Dan hal ini tentu saja sangat tidak cukup kalau program yang sangat bagus ini disederhanakan dengan pemberian mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya.
Boleh saya katakana, yang jadi sangat penting bukanlah kewirausahan, karena pelajaran Cuma akan menjadi pengetahuan dan pemahaman tapi tidak akan pernah menjadi karakter dan mind set siswa. Artinya dengan belajar danpaham kewirausahaan tidaklah sekonyong konyang orang akan jadi pengusaha, karena untuk jadi pengusaha orang butuh kreatifitas, butuh keberanian menghadapi resiko, butuh kemampuan negosiasi, butuk memapuan intra dan ekstra personal, butuh juga jiwa kepemimpinan dan lain sebagainya.  Dan hal ini semualah yang sejatinya sangat vital bagi seorang entrepreneur, bukan pengetahuan yang bisa dibukukan itu atau ketrampilan tangan yang bisa dilatihkan. Oleh karena itu saya, dengan tulisan pendek ini, Cuma mengajak semua kalangan untuk berfikir ulang dalam menerapkan program kewirausahaan ini.
Yang kita perlukan sekali lagi bukan pelajaran kewirausahaan tapi, sebuah metode pengembangan karakter peserta didik sehingga nantinya akan didapatkan lulusan yang memiliki karakter dan profile pengusaha. Jadi focus kita adalah pengembangan pendekatan pembelajaran bukan pada pengembangan mata pelajaran itu sendiri, kalau kita memang menginginkan bertumbuhnya entrepreneurship muda di Negara kita. Kita harus mengandaikan adanya sebuah program komprehensif yang bisa memastikan pengembangan karakter, pengembangan ketrampilan dan pengembangan profile pelajar pengusaha dalam sebuah sistem pendekatan pengajaran, bukan pada sebuah mata pelajaran. sebuah program pendektan pengajaran yang mampu memastikan siswa menyerap ketrampilan hidup kepengusahaan yang yang lengkap dengan penanaman karakter kepemimpinan dan karakter kewirausahaan yang komprehensif.
 Ada sedikit sumbangan pemikiran dari kami bagaimana mengembangkan karakter pengusaha pada diri siswa, bapak ibu bisa baca di…

Menawarkan Program Pendidikan Leaderpreneurship pada Dunia pendidikan Indonesia

blog ini juga. Semoga bermanfaat bagi sidang pembaca. krsitik saran, pertanyaan bisa bapak dan ibu tulis di kolom komentar dibawah ini....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...